Kamis, 26 November 2015

Lab 1.2 : BACKUP DAN RESTORE TFTP PADA CISCO PACKET TRACER DENGAN ROUTER



Tujuan
– Dapat mengetahui cara backup & restore IOS pada Router di Cisco Packet Tracer
– Dapat mengetahui konfigurasi dasar dan pemberian IP pada interface di Router.

Konsep Dasar
Backup dan restore sangat dibutuhkan dalam mengelola jaringan yang kita buat, ketika router terjadi kerusakan dalam hardware maupun software. Kita bisa mengembalikan semua konfigurasi yang kita buat kedalam router yang baru kita pasang.

Tabel Addresing

Alat dan Bahan
– 1 Unit PC/Laptop
– Cisco Packet Tracer
– Topologi Cisco

Topologi
Konfigurasi
Langkah pertama buat terlebih dahulu topologinya. Caranya buat 3 perangkat yaitu : PC, Router, dan Server. Server ke Router menggunakan Kabel Straight, sedangkan PC ke Router menggunakan kabel Console.

Kemudian pilih pada bagian kabel atau bisa juga menggunakan ”Ctrl + Alt + O“. Pilih kabel Automatically> Klik Server > Tarik kabel ke Router kemudian pilih fastEthernet 0/1 (menggunakan kabel Automatically) > Pilih kabel Console yang berwarna biru > Klik Router pilih Console > Tarik kabel ke PC denggan menggunakan RS 232.

Pertama klik Servernya kemudian pilih desktop lalu cari IP configuration, isi IP sesuai jaringan yang kita inginkan.
Selanjutnya klik Pc dengan menggunakan sistem remote untuk mengkonfigurasi Router lalu pilih Desktop kemudian klik terminal dan klik OK.


Selanjutnya kita setting IP address terlebih dahulu pada Router supaya bisa terkoneksi ke Server TFTP di Server masukan perintah dari ”en”.


Kemudian lakukan test ping ke Server.
Jika tampilannya seperti pada gambar dibawah ini maka test ping yang dilakukan berhasil.


Backup IOS Router ke Server TFTP
Sebelum kita melakukan backup terhadap IOS Router ke TFTP Server, kita harus mengetahui versi IOS yang sedang digunakan pada Router, caranya seperti pada gambar dibawah ini.


Setelah kita mengetahui, copy versi IOS dan lakukan backup seperti dibawah ini.

Jika sudah, coba cek file apakah sudah ada didalam Server?

Jika file sudah tercopy, selanjutnya delete file lama yang ada di Router.


Restore IOS Router ke server tftp

Selanjutnya jalankan perintah
copy tftp: flash:

Selanjutnya sekarang di save, caranya jalankan perintah ”reload”.


Kesimpulan
Dengan melakukan backup dan restore ini, ketika Switch terjadi kerusakan dalam hardware maupun software. Kita bisa mengembalikan semua konfigurasi yang kita buat kedalam Switch yang baru kita pasang.

Lab 1.1 : BACKUP DAN RESTORE TFTP PADA CISCO PACKET TRACER DENGAN SWITCH



Tujuan
– Dapat mengetahui cara backup & restore IOS pada Switch pada Packet Tracer
– Dapat mengetahui konfigurasi dasar dan pemberian IP pada interface di Switch.

Konsep Dasar
Backup dan restore sangat dibutuhkan dalam mengelola jaringan yang kita buat, ketika switch terjadi kerusakan dalam hardware maupun software. Kita bisa mengembalikan semua konfigurasi yang kita buat kedalam switch yang baru kita pasang.

Table Addressing
 
Alat dan Bahan :
– 1 Unit PC/Laptop
– Packet Tracer
– Toplogi Cisco

Topologi

Konfigurasi

Pertama kita buat topologinya terlebih dahulu. Caranya buat 3 perangkat yaitu: PC, Switch dan Server. Server ke Switch menggunakan kabel Straight, sedangkan PC ke Switch menggunakan kabel Console.

Kemudian pilih pada bagian kabel atau bisa juga menggunakan ”Ctrl + Alt + O“. Pilih kabel Straight > Klik Server pilih fastEthernet 0 > Tarik kabel ke Switch kemudian pilih fastEthernet 0/1 > Pilih kabel console yang berwarna biru > Klik Switch pilih Console > Tarik kabel ke PC denggan menggunakan RS 232.

Jika sudah, langkah selanjutnya adalah mengkonfigurasi Servernya terlebih dahulu.

Langkah pertama klik Servernya kemudian pilih desktop lalu cari IP configuration, isi IP sesuai jaringan yang kita inginkan.


Selanjutnya klik PCnya dengan menggunakan sistem remote untuk mengkonfigurasi Switch lalu pilih > Desktop kemudian klik terminal dan klik OK.


Kemudian setting IP Address terlebih dahulu pada Switch agar bisa terkoneksi ke Server TFTP di Server. Jalankan perintah, seperti pada gambar dibawah ini dari mulai “en” hingga perintah akhir “ex”.

Setelah itu coba cek IP yang ada pada interface vlan 10.


Coba test koneksi dari Switch ke Server hingga ping sukses.



Backup IOS Switch ke Server TFTP

Sebelum kita melakukan backup terhadap IOS Switch ke TFTP Server, kita harus mengetahui versi IOS yang sedang kita gunakan pada Switch, maka jalankan perintah seperti yang ada pada gambar dibawah ini.


Kemudian kita copy IOS Switch ke Server TFTP.


Selanjutnya lakukan pengecekan file di Server apakah sudah tercopy atau belum.
Jika hasilnya seperti pada gambar dibawah ini maka file sudah berhasil tercopy.


Restore IOS Switch ke server tftp
Pertama, kita delete IOS lama yang sudah ada di Switch.



Selanjutnya, copy IOS yang ada di TFTP Server ke dalam Switch.


Jika sudah, lakukan restart Switch dengan menggunakan perintah ”reload” dan pastikan pada waktu boot Switch IOS yang dijadikan boot loader menjadi IOS yang kita copy sebelumnya.


Kesimpulan
Dengan melakukan backup dan restore ini, ketika Switch terjadi kerusakan dalam hardware maupun software. Kita bisa mengembalikan semua konfigurasi yang kita buat kedalam Switch yang baru kita pasang.

Minggu, 22 November 2015

Lab 6.2 : KONFIGURASI DNS SERVER LOAD BALANCE PADA CENTOS 7

Topologi


Table Addressing


Tujuan
- Dapat mengetahui pengertian DNS Server Load Balance
- Dapat membuat topologi DNS Server Load Balance
- Dapat mengkonfigurasi DNS Server Load Balance pada CentOs 7

Konsep Dasar
DNS Load Balancing merupakan sebuah proses yang mendistribusikan permintaan client kepada beberapa server dengan menggunakan perangkat layanan internet. Dan pada intinya Load Balancing adalah pembagian beban pada sebuah server agar menjadi lebih seimbang.
DNS Server Load Balancing adalah ketika sebuah server sedang diakses oleh para pengguna, maka server tersebut sebenarnya sedang dibebani karena harus melakukan proses terhadap permintaan para penggunanya. Jika penggunanya banyak, maka proses yang dilakukan juga menjadi banyak.

Keuntungan Menggunakan Sistem Load Balancing

  • Sederhana : dalam arti dapat memungkinkan sebuah server untuk tidak terlalu terbebani sehingga dapat melakukan proses lalu lintas internet lebih banyak
  • Konfigurasi lebih mudah : Seperti yang telah kita ketahui bahwa melakukan kenfigurasi lebih mudah hanya dengan menambahkan alamat IP tambahan ke DNS milik kita.
  • "Debug" lebih sederhana : Debug dalam hal ini adalah alat untuk membantu proses Load Balancing. Kali ini dapat menggunakan BIND untuk mempermudah konfigurasi DNS Server.
  • Sebagai Infrastruktur Tambahan : Bila anda telah memiliki sebuah sistem berbasi web maka diperlukan sebuah server DNS. Dengan begitu anda dapat melakukan Load Balancing agar bisnis online yang dimiliki semakin berkembang.
Proses load balancing merupakan sebuah proses yang fleksibel dan dapat diciptakan dengan berbagai metode. Proses ini tidak hanya dapat dilakukan oleh sebuah perangkat tertentu atau sebuah software khusus. Cukup banyak cara dan pilihan untuk mendapatkan jaringan Anda dilengkapi dengan sistem load balancing. Cara kerja dan prosesnya pun berbeda-beda satu dengan yang lainnya. Namun, cara yang paling umum dan banyak digunakan adalah dengan mengandalkan konsep Virtual server atau Virtual IP.
Metode yang digunakan dalam Load Balancing bermacam - macam diantaranya :
  1. Round Robin
  2. Algoritma Round Robin merupakan algoritma yang paling sederhana dan banyak digunakan oleh perangkat load balancing. Algoritma ini membagi beban secara bergiliran dan berurutan dari satu server ke server lain sehingga membentuk putaran.
  3. Ratio
  4. Ratio (rasio) sebenarnya merupakan sebuah parameter yang diberikan untuk masing-masing server yang akan dimasukkan kedalam sistem load balancing. Dari parameter Ratio ini, akan dilakukan pembagian beban terhadap server-server yang diberi rasio. Server dengan rasio terbesar diberi beban besar, begitu juga dengan server dengan rasio kecil akan lebih sedikit diberi beban.
  5. Fastest
  6. Algoritma yang satu ini melakukan pembagian beban dengan mengutamakan server-server yang memiliki respon yang paling cepat. Server di dalam jaringan yang memiliki respon paling cepat merupakan server yang akan mengambil beban pada saat permintaan masuk.
  7. Least Connection
  8. Algoritma Least connection akan melakukan pembagian beban berdasarkan banyaknya koneksi yang sedang dilayani oleh sebuah server. Server dengan pelayanan koneksi yang paling sedikit akan diberikan beban yang berikutnya akan masuk.
Dari empat metode Load Balancing diatas yang banyak digunakan adalah dengan metode Round Robin. Dimana dengan menggunakan metode yang paling sederhana untuk menciptakan sistem load balancing adalah dengan menggunakan metode DNS Round robin. Metode ini sebenarnya merupakan sebuah fitur dari aplikasi bernama BIND (Berkeley Internet Name Domain).
Konfigurasi
Langkah pertama atur IP terlebih dahulu, agar terkoneksi dengan internet.


Sebenarnya materi ini adalah lanjutin dari materi sebleumnya yaitu DNS Bind, jadi bisa langsung buka dan edit folder "/etc/named.conf". Kemudian pada bagian "listen-on port 53" tambahkan satu IP baru yang sudah dibuat sebelumnya.


Selanjutnya kita kebagian paling bawah "zone". Karena materi ini lanjutan dari materi sebelumnya jadi kita hapus terlebhi dahulu nama domain barunya dan "secondreverse.tkj" ubah menjadi seperti semula. Dan jangan lupa simpan dan keluar.


Ubah menjadi


Kemudian kita pindah ke "/var/named/forward.tkj" tambahkan IP barunya.


Ubah menjadi


Setelah itu pindah lagi ke "/var/named/reverse.tkj" tambahkan juga IP barunya.


Ubah menjadi


Kemudian mulai aktifkan dengan menjalankan perintah :
"Systemctl enable named"
"Systemctl start named"
Usahakan jangan sampai terjadi kesalahan.


Kemudian kita allow port 53 TCP dan UDP dan jangan samapi lupa direload, seperti pada gambar dibawah ini.


Setelah itu konfigurasi permissions dari folder named, named.conf dan SElinux. Maka jalankan perintah :
"chgrp named -R /var/named"
"chown -v root:named /etc/named.conf "
"restorecon -rv /var/named"
"restorecon /etc/named.conf"



Kemudian cek konfigurasi yang ada pada /etc/named.conf, zone forward.tkj dan reverse.tkj, jalankan perintah :
"named-checkconf /etc/named.conf"
"named-checkzone tkjonline.net /var/named/forward.tkj"
"named-checkzone tkjonline.net /var/named/reverse.tkj"


Jika sudah jalankan perintah "nslookup ns.tkjonline.net". Coba lihat berapa IP yang muncul, jika yang muncul 2 IP maka berhasil mengkonfig.


Lakukan juga pada Client dengan perintah yang sama.


Selanjutnya lakuan test ping, jalankan perintah "ping ns.tkjonline.net". Baik di Server maupun Client.



Setting DNS Server Load Balance dengan 2 Interface pada GNS3
Langkah pertama tambahkan 1 interface, seperti pada gambar dibawah ini.


Kemudian kita beralih ke GNS3, untuk allow 2 adapter yang ada pada VM Box.


Kemudian sambungkan kabel dari Switch ke CentOs 7 nya, disini CentOs dilambangkan sebagai Server.


Selanjutnya atur kembali IP diServer dengan jalankan perintah "nmtui".



Sama seperti langkah sebelumnya jalankan perintah :
"Systemctl enable named"
"Systemctl start named"


Kemudian lakukan nslookup dan dig ns.tkjonline.net



Lakukan pula nslookup pada Client dengan perintah yang sama


Dan yang terakhir coba lakukan test ping diServer dan Client secara bergantian maka akan terlihat ada perbedaan. Seperti yang terlihat pada gambar dibawah ini.





Kesimpulan
Dengan adanya DNS Server Load Balance membantu untuk membuat server baru agar tidak kuwalahan, dan dapat difungsikan untuk membackup data apabila server yang lain rusak.